Kamis, 30 November 2017

NONTON WAYANG KULIT: ETIK DAN ESTETIKA



Beberapa waktu yang lalu tepatnya pada tanggal 24 November 2017, saya dan teman-teman satu kelas Pendidikan Matematika A S2 UNY berkunjung ke Museum Sonobudoyo dalam rangka nontton wayang kulit. Tiket di pesan sebelum pukul 20.00 WIB karena pertunjukan wayang kulit dilakukan dari jam 20.00 sampai 22.00 WIB. Pertunjukan wayang kulit tersebut dilakukan di pendopo yang ada di bagian selatan Museum Sonobudoyo. Selain kami, ada pula turis atau wisatawan asing yang ikut menonton pertunjukan tersebut. Cerita yang dimainkan tiap harinya berbeda-beda, ada 8 episode dalam cerita Ramayana yang ditampilkan bergantian setiap harinya. Kebetulan saat saya nonton wayang tersebut ialah episode ke-8 yitu cerita kematian Rahwana saat berperang Melawan Rama.
Berbicara tentang wayang, maka antara wayang dan filsafat tida bisa dipisahkan karena wayang adalah filsafat jawa. Wayang mengambil ajaran-ajaran dari kepercayaan-kepercayaan yang dapat kita tarik suatu filsafat did alamnya. Dalam wayang menceritakan kehidupan manusia, dewa dan lain-lain yang ada di alam semesta. Selain itu, wayang juga memiliki keteladanan yang tercermin dari tokoh-tokohnya. Begitu pula dalam cerita wayang kulit yang saya tonton memiliki beberapa keteladanan yaitu kita tida boleh memaksakan kehenda kita kepada orang lain, selain itu kita harus memperjuangkan orang-orang yang kita sayangi atau keluarga kita, serta bersikap setia.
Nilai etika dalam perwayangan adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita wayang tersebut. wayang dapat digunakan sebagai salah satu media untuk menguba tingkah laku atau cara pandang seseorang dalam rangka mendewasakan diri. Wayang juga memberikan ajaran atau nilai-nilai secara tersirat maupun tersurat yang dihadirkan melaui tokoh-tokoh wayang. Selain itu, wayang juga sebagai sosialisasi kepada masyarakat akan keteladanan tokoh wayang sehingga dapat mereaisasikan peran keteladanan tersebut dalam kehidupan nyata.

Nilai estetika dalam perwayangan adalah nilai keindahan yang berasal dari budaya jawa. Salah satu seni atau keindahan yang terlihat ialah pada property wayang tersebut, terutama wayang kulit. Wayang sendiri dibuat dengan kulit hewan yang diukir serta didandani sedemian rupa sehingga menampilkan representasi tokoh-tokoh serta karakternya. Selain itu, terdapat gamelan atau alat music pengiring pertunjukan wayang yang menghasilkan alunan suara instrument yang indah dan mencirikan melodi khas jawa. Ada juga sinden yang membawakan tembang atau lagu jawa yang menjadi backsound dari pertunjukan wayang. Tak lupa juga dhalang sebagai tokoh utama pelaksanaan pertunjukan wayang yang bertugas menghidupkan wayang sehingga menjadi cerita yang dapat dinikmati.