Di dalam filsafat ikhlas ada dua
macam, yaitu iklas hati dan ikhlas pikir. Tanda seseorang telah menempuh ikhlas
hati dan iklas pikir ialah bahwa orang tersebut ikhlas dalam menjalankan semua
aktifitasnya. Contohnya ikhlas mendengarkan, ikhlas mengucapkan , ikhlas
menggunakan media informasi, ikhlas memberikan tanggapan, ikhlas dalam
berpikir, ikhlas dalam perkuliahan, dan lain-lain.
Ikhlas tidak hanya dimiliki oleh
makhluk hidup, tetapi benda mati pun memiliki keikhlasan. Bahkan di dalam suatu
ruang kuliah terdapat bermilyar-milyar keikhlasan. Contohnya keikhlasan seorang
tukang kayu menggergaji, mengamplas dan mengecat sebuah kayu hingga
menghasilkan meja kuliah, keikhlasan penjahit gorden, keikhlasan tukang
bangunan, dan masih banyak yang lainnya.
Keikhlasan diperlukan agar manusia
dapat bersyukur dan tidak semata-mata mengejar kesempurnaan. Karena
kesempurnaan hanya milik AllahSTW. Tidak ada makhluk di bumi ini yang sempurna
termasuk manusia. Sekali saja manusia diberi kesempurnaan, dia tidak lagi bisa merasakan
hidup. Karena ketidaksempurnaan manusia itulah yang menjadikan manusia menjadi
hidup atau menemukan kehidupannya.
Dengan filsafat suatu hal yang salah
bisa menjadi benar, begitu pula sebaliknya. Filsafat bisa menjadikan suatu hal
yang benar menjadi salah. Hal ini karena sudut pandang benar atau salah oleh
tiap-tiap orang itu berbeda-beda. Sudut pandang orang dewasa berbeda dengan
sudut pandang anak-anak, sudut pandang wanita berbeda dengan sudut pandang
pria, dan sebagainya. Di dalam filsafat, bukan benar atau salah
yang digunakan untuk menilai suatu hal, tetapi ‘tidak sesuai’ atau ‘sesuai
dengan ruang dan waktu’.
Dalam kehidupan orang jawa sesuai
ruang dan waktu dapat diartikan sebagai sopan santun atau tata krama. Karena
menurut filsafat orang jawa, ilmu yang paling tingi ialah sopan santun. Tetapi,
sebenar-benar ilmu adalah pikiran yang dijalankan atau diamalkan. Tidak hanya
didiamkan di dalam pikiran atau angan-angan, tetapi diinteraksikan dengan
kehidupan nyata atau dunia sosial.
Di dalam matematika yang merupakan
ilmu pasti pun terdapat filsafat. Matematika menurut filsafat hanya ada dua
yaitu ruang dan waktu. Aljabar dan
aritmetika merupakan contoh matematika ruang, sedangkan geometri adalah contoh
matematika waktu.