Harmoni ialah keindahan suara di
dalam bermusik. Di dalam filsafat, harmoni ialah segala sesuatu yang menjadikan
seseorang merasa nyaman. Contohnya sehat merupakan harmoni karena manusia
merasa nyaman dan dapat melakukan segala aktifitasnya. Sedangkan sakit adalah
disharmoni karena menimbulkan rasa tidak nyaman dan tidak dapat beraktifitas
dengan lancar. Maka bersyukurlah kita yang merasakan harmoni di dalam hidupnya.
Namun, baik harmoni maupun disharmoni penting ada dalam kehidupan manusia.
Apabila seseorang hanya merasa harmoni tanpa adanya disharmoni maka tidak ada
usaha atau upaya yang dilakukan manusia. Sehingga manusia hidup tanpa perlu
berpikir. Maka manusia itu akan masuk ke dalam mitos.
Dalam berilmu atau membangun ilmu
perlu kegiatan berpikir. Apabila tidak berpikir maka seseorang tidak berilmu.
Dalam filsafat orang yang tidak berpikir adalah mitos. Sedangkan orang yang
berpikir ialah logos. Apabila kita sedang duduk di kelas menjalani kegiatan
perkuliahan namun pikiran kita tidak terfokus pada mata pelajaran maka saat itu
kita hanya mitos. Artinya hanya fisiknya saja yang hadir di dalam kelas,
sedangkan pikirannya atau jiwanya menggembara entah kemana.
Sebenar-benar filsafat adalah
penjelasanmu. Apabila seseorang belajar filsafat hanya dengan membaca tanpa
berkomentar atau memberi penjelasan, maka orang tersebut belum bisa dikatakan
sedang berfilsafat. Filsafat merupakan bahasa, sehingga perlu penjelasan atau
deskripsi dengan bahasanya masing-masing. Apabila seseorang hanya menyampaikan
pendapat filsuf lain, maka itu juga belum dikatakan berfilsafat karena filsafat
adalah bahasamu sendiri. Artinya filsafat itu muncul dari dirinya seseorang
karena hasil dari membaca atau mendengarkan. Dan sebenar-benar anti filsafat
itu juga filsafat. Karena seseorang tidak mungkin membenci filsafat tanpa
adanya filsafat terlebih dahulu. Maka sebenar-benar haters adalah fans yang
tersembunyi, karena ia mengikuti aktifitas orang yang ia tidak sukai itu.
Dalam mempelajari filsafat ilmu
kita harus ikhlas karena filsafat adalah olah pikir dan olah hati. Jika ikhlas
maka dalam berfilsafat kita hanya bingung pikir. Namun, apabila tidak ikhlas
maka kita akan bingung pikir sekaligus bingung hati. Dan sebenar-benar orang
yang celaka apabila ia bingung hati. Intinya nikmati proses yang kita jalani
dengan cara menjalani apa yang dipikirkan, memikirkan yang telah dijalani,
kemudian keduanya dirangkai dalam doa. Karena berfilsafat itu tidak seperti
mencari ilmu matematika atau eksak yang menjadikan seseorang yang awalnya tidak
paham menjadi paham. Berfilsafat justru sebaliknya, menjadikan seseorang yang
tadinya faham menjadi tidak faham. Maka sebenar-benar seseorang sedang
berfilsafat ialah ketika ia menyadari bahwa ia tidak mengetahui apapun. Karena
di dalam filsafat, orang yang tidak tahu itu derajatnya lebih tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar