Selasa, 17 Oktober 2017

Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Tanggal 3 Oktober 2017 Metode dan Objek Filsafat Ilmu

Harmoni ialah keindahan suara di dalam bermusik. Di dalam filsafat, harmoni ialah segala sesuatu yang menjadikan seseorang merasa nyaman. Contohnya sehat merupakan harmoni karena manusia merasa nyaman dan dapat melakukan segala aktifitasnya. Sedangkan sakit adalah disharmoni karena menimbulkan rasa tidak nyaman dan tidak dapat beraktifitas dengan lancar. Maka bersyukurlah kita yang merasakan harmoni di dalam hidupnya. Namun, baik harmoni maupun disharmoni penting ada dalam kehidupan manusia. Apabila seseorang hanya merasa harmoni tanpa adanya disharmoni maka tidak ada usaha atau upaya yang dilakukan manusia. Sehingga manusia hidup tanpa perlu berpikir. Maka manusia itu akan masuk ke dalam mitos.
Dalam berilmu atau membangun ilmu perlu kegiatan berpikir. Apabila tidak berpikir maka seseorang tidak berilmu. Dalam filsafat orang yang tidak berpikir adalah mitos. Sedangkan orang yang berpikir ialah logos. Apabila kita sedang duduk di kelas menjalani kegiatan perkuliahan namun pikiran kita tidak terfokus pada mata pelajaran maka saat itu kita hanya mitos. Artinya hanya fisiknya saja yang hadir di dalam kelas, sedangkan pikirannya atau jiwanya menggembara entah kemana.
Sebenar-benar filsafat adalah penjelasanmu. Apabila seseorang belajar filsafat hanya dengan membaca tanpa berkomentar atau memberi penjelasan, maka orang tersebut belum bisa dikatakan sedang berfilsafat. Filsafat merupakan bahasa, sehingga perlu penjelasan atau deskripsi dengan bahasanya masing-masing. Apabila seseorang hanya menyampaikan pendapat filsuf lain, maka itu juga belum dikatakan berfilsafat karena filsafat adalah bahasamu sendiri. Artinya filsafat itu muncul dari dirinya seseorang karena hasil dari membaca atau mendengarkan. Dan sebenar-benar anti filsafat itu juga filsafat. Karena seseorang tidak mungkin membenci filsafat tanpa adanya filsafat terlebih dahulu. Maka sebenar-benar haters adalah fans yang tersembunyi, karena ia mengikuti aktifitas orang yang ia tidak sukai itu.

Dalam mempelajari filsafat ilmu kita harus ikhlas karena filsafat adalah olah pikir dan olah hati. Jika ikhlas maka dalam berfilsafat kita hanya bingung pikir. Namun, apabila tidak ikhlas maka kita akan bingung pikir sekaligus bingung hati. Dan sebenar-benar orang yang celaka apabila ia bingung hati. Intinya nikmati proses yang kita jalani dengan cara menjalani apa yang dipikirkan, memikirkan yang telah dijalani, kemudian keduanya dirangkai dalam doa. Karena berfilsafat itu tidak seperti mencari ilmu matematika atau eksak yang menjadikan seseorang yang awalnya tidak paham menjadi paham. Berfilsafat justru sebaliknya, menjadikan seseorang yang tadinya faham menjadi tidak faham. Maka sebenar-benar seseorang sedang berfilsafat ialah ketika ia menyadari bahwa ia tidak mengetahui apapun. Karena di dalam filsafat, orang yang tidak tahu itu derajatnya lebih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar